Meski begitu, langkah presiden ini juga mengundang kritik, karena selama ini, masyarakat adat merasa justru tidak dilibatkan dalam berbagai proses perencanaan pembangunan ibu kota, yang kelak akan bernama Nusantara itu. Padahal kita tahu bersama, masyarakat adat terutama Dayak dan Paser, telah turun temurun tinggal di kawasan tersebut sejak ratusan tahun.
Ibu Margaretha Seting Beraan, tokoh masyarakat adat yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Timur, mewakili masyarakat adat setempat, mengutarakan aspirasi melalui wawancara berikut ini.
Ibu Margaretha menyayangkan, tidak ada cukup dialog antara pemerintah pusat dengan masyarakat adat, bahkan dengan mereka yang tinggal di lokasi tersebut. Padahal, mereka nantinya akan terdampak langsung oleh proses pembangunan tersebut.
Simak selengkapnya, pandangan masyarakat adat terhadap pembangunan ibu kota negara, seperti dipaparkan Ibu Margaretha Seting Beraan berikut ini.