Mengungkap Sejarah Kehidupan Masyarakat Kepulauan Tanimbar dan Jalur Migrasi Pribumi Australia

ANU Excavation Tanimbar

Tim arkeologi Australian National University melakukan penggalian pada gua-gua di Kepulauan Tanimbar, Maluku, Indonesia Source: Supplied / Hendri Kaharudin

Sekelompok arkeologi dari Australian National University melakukan penggalian di Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Indonesia.


Dilail Abimanyu mewawancarai salah satu dari tim arkeolog tersebut, yakni Hendri Kaharudin. Dia adalah Candidate PhD di Australian national University.

Hendri mengatakan bahwa arkeologi adalah mempelajari manusia zaman dahulu melalui peninggalan benda, seperti sisa makanan, artefak, atau alat-alat yang dipakai.
Untuk sampai ke Australia, mereka (Indigenous Australian) harus melalui Indonesia, karena tidak ada jalan lain
Hendri Kaharudin, Arkeolog Indonesia
Dia menceritakan bahwa zaman dahulu, ada dua paparan yakni Sunda atau yang biasa dikenal sebagai Sundaland. Serta yang satunya lagi adalah paparan Sahul.

Paparan Sunda meliputi Asia Tenggara, Jawa, Sumatera, Bali, dan Kalimantan. Dan paparan Sahul adalah gabungan dari Australia dan Papua.

Dalam sejarah manusia kedua paparan ini tidak pernah bersatu dan diantara kedua paparan tersebut, terdapat gugusan pulau-pulau yang disebut "Wallacea".

Hendri mengutip istilah wallace bahwa Australia dan Indonesia hanya terpisah beberapa ratus kilometer, tapi hewan-hewan nya jauh lebih berbeda dibanding Eropa dan Amerika yang terpisah ribuan kilometer.

Gua Elivavan, Tanimbar Island
Gua Elivavan menjadi salah satu lokasi penggalian arkeologi ANU. Source: Supplied / Hendri Kaharudin
Ada dua teori tentang jalur yang diambil oleh masyarakat Indigenous untuk sampai ke Australia. Yakni Jalur Utara dan Selatan.

Hendri mengungkapkankan bahwa dua teori tersebut merupakan perkiraan, karena proses migrasi yang terjadi lebih dari ribuan tahun.

Dia mengungkapkan bahwa masyarakat pada waktu itu mendiami suatu lokasi. namun mereka pergi karena dirasa lokasi tersebut sudah penuh atau tidak mampu menunjang hidup mereka lagi.

Dalam penggalian di Kepulauan Tanimbar, Hendri mengungkapkan bahwa masyarakat 42.000 tahun yang lalu sudah memiliki kemampuan berlayar dan navigasi.

Hal itu dilihat dari posisi Tanimbar yang merupakan kepulauan, dan banyak masyarakat tanimbar merupakan pendatang dari berbagai penjuru. Salah satunya adalah masyarakat yang melakukan Back Migration dari Papua ke wilayah Wallacea.

Dengarkan SBS Indonesian setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore. Ikuti kami di Facebook dan Instagram, serta jangan lewatkan podcast kami.

Share
Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand