Konsep budaya Timur seringkali menggambarkan bahwa tindakan menangis, terlebih bagi pria, menunjukkan kelemahan seseorang.
Lantas, bagaimana pria dapat melampiaskan emosi dan perasaannya secara 'sehat'?
Rendra Yoanda, seorang psikolog klinis berbasis di Jakarta yang juga menjadi konselor di sekolah CIKAL, mengatakan bahwa ada beberapa hal yang dianggap tabu dilakukan oleh pria yang sebenarnya dapat membantu menjaga kesehatan mental mereka.
Ia mengatakan bahwa secara fisiologi normal bagi pria untuk menangis. Tapi bagi mereka yang tidak mau dipandang 'lemah', ia menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan.
Dengarkan wawancara selengkapnya.
Penafian: Informasi dalam artikel ini tidak sebaiknya digunakan untuk mendiagnosis, mengobati, menyembuhkan, atau mencegah penyakit apa pun untuk tujuan terapeutik sebagai pengganti nasihat dari ahli kesehatan.